Catatan Rindu untuk Mama

Bismillah...........
Kepergian seorang ibu, menyisakan desir rindu yang menandak-nandak.Setiap sudut ruangan ini, menerbitkan rindu padanya.Ya...R I N D U. Ibu meninggal karena penyakit yang sudah tak lagi bisa teratasi. Perjuangan yang lebih dari cukup untuk menahan lelah, penat dan ikhtiar manusiawi untuk berobat membuat beliau masuk keluar RS. Tapi kali ini...awal juli 5 tahun lalu..ah rasanya masuk rumah sakit yang ini begitu 'berbeda' dalam rasa kami. Namun, gempuran sakit yang bertubi, tekanan psikis dan lelahnya jiwa mungkin tak lagi bisa menawar takdir. Akhirnya, 8 Juli 2006…Allah lebih Maha Tahu bagaimana mencintai perempuan luarbiasa itu. Mama, semoga Allah menempatkan beliau pada tempat yang mulia disisi-Nya.

Dan hari ini, mengenang kebaikan Mama adalah satu cara memeluknya. Agar kami terus merasa beruntung pernah diperjuangkan olehnya menatap dunia. Keunikan-keunikan beliau dalam mengasuh kami, kecerdasan dan ketegaran serta semangat hidup yang luarbiasa. Semangat belajar beliau tentang banyak hal dan cita-citanya yang begitu banyak, sempat membuat kami, anak-anaknya terlambat mengikuti alur keinginannya.

Hufft,,,,,betapa rindunya saya saat-saat ini akan dirinya?.Ingin rasanya mencium kedua punggung kakinya lagi. Betapa sedih dan dada sesak akan penyesalanku?.Betapa kusesali saat ini mengapa ketika beliau masih hidup dulu tak selalu membuat beliau tersenyum. Sungguh saya telah berkali-kali mengecewakannya.

Masih banyak kesan-kesan yang kusimpan dari cara Mama mendidik kami. Kusimpan dalam jiwa, sebab ilmunya tak pernah mati.Kepergiannya merupakan kehilangan terbesar dalam hidupku. Sampai hari ini masih berdesir dalam kerinduan yang sangat. kerinduan yang melahirkan do'a do'a. Namun kata-kata Bapak masih teringat disuatu malam, sehari setelah wafatnya Mama,kurang lebih begini : “ Kita telah kehilangan sesuatu paling berharga didunia ini. Setelah ini, kita akan lebih kuat iman dan lebih siap kehilangan hal-hal duniawi yang lain. Mama tak tergantikan dalam hidup kita. Tapi kita harus melanjutkan kehidupan.”

Subhanallah. Bapak dengan ketegarannya selalu mengajarkan optimisme memandang kehidupan. Bapak pun seorang yang berjiwa besar, penuh semangat dan sangat bersahabat. Saya sangat yakin setiap kita akan bersyukur terhadap Mama dan Bapak kita. Sebuah kesyukuran yang akhirnya mendorongku mewujudkan banyak cita-cita beliau yang belum tersampai.

Teman- teman yang masih punya ibu, jangan sia-siakan. Berbuat baiklah kepada ibumu selagi wanita mulia itu masih hidup didunia. Sungguh engkau akan menyesali perbuatan yang banyak membantah, dan berkata “Akh….! kepada ibumu”.Percayalah. Engkau pasti akan menyesali semua setelah ibumu benar-benar pergi meninggalkanmu dan tak kembali lagi.

Wassalam............